Gangguan Kesehatan Mental Pada Remaja
Penelitian yang dilakuin sama UGM dan University of Queensland di Australia dan John Hopkins Bloomberg School of Public Health di Amerika Serikat nemuin, kalau 1 dari 20 remaja di Indonesia didiagnosis memiliki gangguan mental.
Hmm, kira-kira kenapa ya geng, hal ini bisa terjadi? Kenapa remaja rentan mengalami gangguan mental? Yuk kita simak di artikel FOMO berikut!
Penelitian ini mengacu sama Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental atau DSM-5 keluaran American Psychological Association atau APA. Terus artinya apa? Artinya, 2,45 juta remaja di seluruh Indonesia termasuk kelompok orang dengan gangguan jiwa atau ODGJ.
Amira Eliza Wahdi yang tergabung dalam penelitian ini ngejelasin, kalau gangguan jiwa yang paling banyak diderita oleh TNP, 3,7% remaja usia 10-17 tahun di Indonesia adalah gangguan kecemasan atau anxiety disorder.
Ada 2 jenis gangguan kecemasan, yang pertama adalah fobia sosial, yang kedua adalah gangguan kecemasan menyeluruh atau general anxiety disorder.
Fobia sosial adalah ketakutan berlebih secara khusus terhadap situasi sosial. Kayak misalnya, takut ngomong waktu presentasi tugas di kelas. Nah, kalau gangguan kecemasan, kecemasan menyeluruh adalah kecemasan berlebih sama beberapa kejadian atau aktivitas. Misalnya, cemas waktu kamu mau menghadapi ujian.
Gangguan kecemasan ini bisa ada karena beberapa faktor gen, bisa dari faktor genetik, sistem syaraf, dan tentu saja faktor lingkungan sekitar. Ketika remaja gagal mengalami stres, maka hal ini bisa memunculin gangguan kecemasan.
Keliatannya kayak biasa-biasa aja dan umum banget dialamin. Tapi, hal ini bukan berarti sesuatu yang tidak terjadi yang bisa disipelein ya.
Selain itu, dalam penelitian INAMES juga nunjukin kalau sebenarnya ada lebih banyak remaja di Indonesia yang mengalami beberapa gejala gangguan mental. Tapi sayangnya, ini gak cukup bisa dibilang kena gangguan mental kriteria di SM5.
Nah, berdasarkan UU nomor 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa, mereka ini dikelompokin sebagai orang dengan masalah kejiwaan atau ODMK. Tapi, ini juga rentan mengalami gangguan mental.
Menurut National Institute of Mental Health, tanda-tanda remaja yang memiliki gangguan mental antara lain. Bersedih dalam waktu yang lama, perubahan waktu makan dan tidur yang gak biasa, sensitif atau mudah marah, menarik diri dari sosial, dan yang paling parah adalah punya pikiran atau keinginan untuk mengakhiri hidup.
Terus, kenapa ya remaja sekarang ini rentan kena gangguan mental? Usia 16-24 tahun jadi masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Di masa ini, terjadi banyak perubahan dalam diri seorang remaja. Pada masa ini juga, terjadi yang namanya perkembangan biologis, psikologis, dan emosional.
Zaman yang berubah dan semakin maju, bikin tantangan yang dihadapi juga makin nambah, tuntutan dan target yang makin tinggi. Berbagai perubahan ini tentu memunculkan konflik di tiap masa penyesuaian.
Berbagai perubahan ini tentu memunculkan konflik di tiap masa penyesuaian. Dan ternyata, teknologi juga jadi salah satu penyebabnya loh. Sekarang kita gampang banget kan terhubung satu sama lain via media sosial? Yang jauh jadi terasa dekat karena ada media sosial. Tapi, hal ini juga numbuhin rasa kesepian di saat yang sama.
Standar sosial media, rasa takut ketinggalan tren atau FOMO, berita-berita buruk di dunia yang gampang banget diaksesnya, dan masih banyak lagi. Selain teknologi, isu perubahan iklim dan ekonomi juga terjadi.
Mengutip The Conversation, adanya inflasi punya pengaruh besar buat kondisi mental loh. Khususnya buat mereka dengan kondisi prasejahtera. Terus, kedepannya gimana? Banyaknya remaja yang kena gangguan mental di Indonesia, harusnya jadi concern lebih buat pemerintah.
Menurut penelitian iNAMES juga, pemerintah Indonesia harus mengutamakan program-program yang bertujuan ngebantu remaja-remaja Indonesia dalam mengelola rasa cemas yang mereka alami. Gak cuma itu, pentingnya, pengetahuan tentang kesehatan mental di sekolah-sekolah juga harus menjadi perhatian. Dan yang paling penting adalah, orang tua dan anggota keluarga lain juga harus saling teredukasi maupun mengedukasi satu sama lain.
Nah itu beberapa penjelasan mengenai gangguan mental pada remaja. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di artikel selanjutnya.